kelas 3IA05
kelompok 8
Andri Dwi Saputra
Andrie Syahriandy
Annisa Tri Handayani
Dedi
Muchammad Eko Darwanto
Nur Aisyah Setyorini
lanjutan dari halaman 5.
objek
dapat dirender dengan cepat, agar tidak menjadi hambatan dalam proses sculpting
yang real-time. Ketiga, desain dan mekanisme kerja virtual sculpting tools (untuk
selanjutnya, virtual sculpting tools akan disebut dengan tool) harus seintuitif mungkin dan dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi bentuk serumit mungkin. Keempat, komputasi
yang dilakukan untuk proses sculpting
tidak terlalu komplek, sehingga proses sculpting bisa dilakukan secara
real-time.
Gambar
5. Anatomi tubuh manusia sebagai contoh
digital sculpting
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Fraktal
[1]Fraktal
berasal dari bahasa latin, dari kata kerja frangere yang berarti
membelah atau kata sifat fractus yang artinya tidak teratur atau
terfragmentasi (Mandelbrot, 1992).
Beberapa pakar yang lain mengatakan bahwa fraktal adalah gambar yang secara
intuitif berkarakter, yaitu setiap bagian pada sembarang ukuran jika diperbesar
secukupnya akan tampak seperti gambar seutuhnya. Dari pengertian tersebut
secara tersirat ada dua informasi terkandung di dalamnya:
1.
gambar primitif sebagai blok pembangun, yang jika diduplikasi dengan berbagai
ukuran dan dikomposisikan dapat membentuk gambar; dan
2.
aturan rekursif yang mendefinisikan posisi relatif dari gambar primitif dengan
berbagai ukuran.
Himpunan
Fraktal menurut Falconer (1992) mempunyai
5 karakter, yaitu: 1) merupakan struktur halus, walaupun diperbesar
seberapapun, 2) bersifat terlalu tidak teratur, jika digambarkan dengan bahasa geometri
biasa, 3) mempunyai self-similarity, mungkin secara pendekatan maupun
secara statistik, 4) dimensi fraktal biasanya lebih besar dari dimensi
topologinya dan 5) umumnya dapat didefinisikan secara sederhana secara
rekursif.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat fraktal ada 2 macam, yaitu: self-similarity
dan dimension. Fraktal adalah objek yang memiliki kemiripan dengan
dirinya sendiri (self-similarity), dalam skala yang berbeda, artinya
objek fraktal terdiri dari bagian-bagian yang memiliki sifat seperti objek
tersebut. Setiap bagian objek bila diperbesar akan identik dengan objek
tersebut.
Pemilihan
pendekatan fraktal didasari pada pertimbangan bahwa struktur garis-garis yang
berisfat alami dan tidak teratur. Antara garis-garis terdapat hubungan
percabangan yang sulit untuk dimodelkan dengan objek-objek Euclidean.
[1] Jaidan Jauhari, Perangkat
Lunak Pembangkit Geometri Fraktal Berbasis Fungsi Transeden, Palembang, 2004,
hlm.1.
Dengan demikian untuk menampilkan objek dapat digambarkan dengan menggunakan
titik-titik koordinat pada koordinat kartesian. Tetapi bentuk objek di alam
umumnya tidak beraturan dan kompleks yang tidak mudah didekati dengan rumus
matematika geometri Euclidian (Pietronero
& Tosatti, 1995).
Geometri
fraktal memberikan gambaran dan model matematika kejadian kompleks di alam yang
berbeda dengan geometri Euclidian yang dikenal selama ini. Objek dalam geometri
Euclidian digambarkan dengan rumus, sedangkan pada geometri fraktal digambarkan
dengan suatu algoritma iteratif.
Kode
fraktal didasari pada karakteristik utama dari fraktal, yaitu memiliki
kemiripan dengan diri sendiri. Pengkodean fraktal tidak cocok untuk digunakan
citra dengan tingkat kemiripan dirinya sendiri rendah. Citra alami umumnya
hampir tidak memiliki tingkat kemiripan dengan diri sendiri secara keseluruhan.
Tetapi citra alami memiliki tingkat kemiripan diri sendiri yang bersifat lokal,
yaitu bagian-bagian citra yang mirip dengan bagian-bagian lainnya. Sehingga
langkah penting yang harus dilakukan adalah menemukan kemiripan lokal.
Dimensi Fraktal
[1]Fraktal
adalah objek yang memiliki dimensi bilangan riil. Untuk membandingkan ukuran
fraktal diperlukan dimensi fraktal. Dimensi fraktal didefinisikan sebagai
kerapatan fraktal menempati ruang metrik.
Panjang
sebuah segmen garis (dimensi dua) dapat diketahui dengan mengukur panjang antar
dua titik. Namun objek fraktal tidak dapat diukur panjangnya, karena memiliki
variasi tak hingga.
Gambar
1 menunjukkan panjang dari objek fraktal tersebut bertambah 4/3 setiap tahap.
Sehingga panjang objek fraktal tersebut = 4/3 x 4/3 x 4/3 x ….
Objek
fraktal tersebut memiliki panjang tak terhingga.
[1] Ibid.
Sedangkan fraktal-fraktal
yang dibangkitkan melalui fungsi matematika antara lain fraktal yang berbasis bilangan
kompleks dan fraktal yang berbasis fungsi transenden. Fraktal berbasis fungsi
transenden akan menghasilkan gambar yang indah dan akan menghasilkan gambar
fraktal yang unik. Bentuk fraktal dari iterasi fungsi matematika semakin
menarik, indah dan bervariasi setelah ditemukan mesin komputer yang sangat
membantu komputasi
Gambar
6. Objek fraktal
Dimensi
fraktal memiliki sifat self-similarity, yaitu setiap bagian dari fraktal
menyerupai keseluruhan bagian yang lebih besar namun dalam skala yang berbeda.
Ini artinya, bagian-bagian dari objek akan terlihat identik dengan objek itu
sendiri bila dilihat secara keseluruhan. Alam memiliki sifat ini, seperti
cabang- cabang pohon menyerupai pohonnya, puncak gunung mempunyai bentuk sama
dengan pegunungan, awan kecil mempunyai pola yang sama dengan awan besar,
demikian juga dengan struktur atom sama seperti tata surya makro kosmik. Oleh
karena itu fraktal sering disebut geometri alam (Jauhari dkk., 2004).
Pembangkitan
fraktal dapat dilakukan dengan iterasi baik terhadap fungsi matematika atau
dapat juga iterasi atas elemen-elemen dasar penyusun grafik, seperti titik,
garis, dan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti segitiga, segiempat, dan
lain-lain. Fraktal yang terakhir ini dinamakan fraktal bebas, contohnya adalah
fraktal plasma dan fraktal pohon.
a).
b).
c).
Gambar 7. Beberapa contoh fraktal plasma
(perhitungan).
Selain membantu komputasinya, mesin komputer dengan perkembangan teknologi
tampilannya, membantu penampilan bangun fraktal menjadi menakjubkan (Mujiono, 2002).
[1]Persamaan
umum untuk menghitung dimensi fraktal :
Berikut
ini adalah contoh gambar dalam geometri fraktal.
Gambar
8. Jarak Titik ke Himpunan
Gambar 9. Jarak Himpunan ke Himpunan
Gambar 10. Jarak Haussdorff
Fungsi-fungsi
yang termasuk dalam keluarga fungsi transenden (Purccell & Verberg, 1995) antara lain adalah fungsi
eksponensial ex, fungsi logaritma asli, fungsi invers dan turunannya,
fungsi sinusoidal seperti sin(x), cos(x) dan fungsi hiperbolis
seperti sinh(x) dan cosh(x). Dalam penelitian ini fungsi yang
dipakai dibatasi hanya untuk fungsi eksponensial dan fungsi sinusoidal seperti
sin(x), cos(x) dan fungsi hiperbolis seperti sinh(x) dan
cosh(x).
Iterasi
atas fungsi dengan menggunakan fungsi transenden akan menghasilkan gambar
fraktal yang unik (Stevens, 1990).
Fraktal kosinus, sinus, eksponensial, kosinus hiperbolik dan sinus hiperbolik
dapat diperoleh dengan melakukan iterasi terhadap fungsi-fungsi sebagai
berikut.
(Barnsley, 1995)
dengan z dan c adalah bilangan kompleks. Nilai c dalam
fungsi ini sama dengan kedudukan titik kompleks x + iy dan nilai awal z0
dapat dipilih z0 = 0 atau z0 = c.